Membongkar Kedok PANCASILA dan UUD 45

Posted: Senin, 20 Desember 2010 by Almuwahhidun in Label:
23

Pembahasan ini adalah untuk menunjukkan kepada kita tentang kemusyrikan yang terang dan kekafiran yang nyata dari Pancasila dan UUD 1945. Sehingga tidak ada lagi kesamaran bagi kita untuk mengkafirkan siapa saja yang menerima Pancasila dan UUD 1945, membanggakannya, serta mengamalkannya baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Di dalam Bab XV pasal 36 A : ”Lambang negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”.

Pancasila adalah dasar negara, sehingga para Thaghut RI dan aparatnya menyatakan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara RI, serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia. Setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan serta lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah. [Lihat PPKn untuk SD dan yang lainnya, bahasan Ekaprasetya Pancakarsa].
Jadi dasar negara RI, pandangan hidupnya, serta sumber kejiwaannya
bukan لا إله إلا الله tapi falsafah syirik Pancasila Thaghutiyyah Syaitaniyyah
yang berasal dari ajaran syaitan manusia, bukan dari wahyu samawi ilahi

اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Itulah Al-Kitab (Al-Qur’an), tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk
(pedoman) bagi orang-orang yang bertaqwa”.(Qs. Al-Baqarah : 2)
Tapi mereka mengatakan : ”Ini Pancasila adalah pedoman hidup bagi bangsa dan pemerintah Indonesia”.

اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Dan sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia...”. (Qs. Al-An’am : 153)
Tapi mereka menyatakan : ”Inilah Pancasila yang sakti, hiasilah hidupmu dengan dengan moral Pancasila”.

Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan generasi penerus bangsa ini sebagai orang yang Pancasilais (baca : musyrik), para Thaghut (Pemerintah) menjadikan PMP/PPKn sebagai pelajaran wajib di semua lembaga pendidikan mereka.

Sekarang mari kita kupas beberapa butir Pancasila...
Dalam sila I butir II : ”Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan”.

Pancasila memberikan kebebasan orang untuk memilih jalan hidupnya, dan tidak ada hukum yang melarangnya. Seandainya orang muslim murtad dan masuk Nasrani, Hindu, atau Budha, maka itu adalah kebebasannya dan tidak akan ada hukuman baginya. Sehingga ini membuka pintu lebar-lebar bagi kemurtadan, sedangkan dalam ajaran Tauhid Rasulullah bersabda : ”Siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun kebebasan ini bukan berarti orang muslim bebas melaksanakan sepenuhnya ajaran Islam, tapi ini dibatasi oleh Pancasila, sebagaimana yang tertera dalam butir I : ”Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Sehingga bila ada orang murtad dari Islam, terus ada orang yang menegakkan terhadapnya hukum اللّهsubhanahu wata’ala yaitu membunuhnya, maka orang yang membunuh ini pasti dijerat hukum Thaghut.
Dalam sila II butir I : ”Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia”.
Yaitu bahwa tidak ada perbedaan di antara mereka dalam status itu semua dengan sebab dien (agama), sedangkan اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Katakanlah : Tidak sama orang buruk dengan orang baik, meskipun banyaknya
yang buruk itu menakjubkan kamu”.(Qs. Al-Maaidah : 100)
Dia Ta’ala juga berfirman :
Tidaklah sama penghuni neraka dengan penghuni surga”.(Qs. Al-Hasyr : 20)
اللّهsubhanahu wata’ala juga berfirman :
Maka apakah orang yang mukmin (sama) seperti orang yang fasik? (tentu) tidaklah sama”.
(Qs. As-Sajadah : 18)
Sedangkan kaum musyrikin dan Thaghut Pancasila mengatakan : ”Mereka sama”.

اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Maka apakah Kami menjadikan orang-orang islam (sama) seperti orang-orang kafir. Mengapa kamu (berbuat demikian), bagaimanakah kamu mengambil keputusan? Atau adakah kamu memiliki sebuah kitab (yang diturunkan اللّه) yang kamu membacanya, bahwa didalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu”.(Qs. Al-Qalam : 35-38)
Sedangkan budak Pancasila, mereka menyamakan antara orang-orang Islam dengan orang-orang kafir. Dan saat ditanya, Apakah kalian mempunyai buku yang kalian pelajari tentang itu ? . Mereka menjawab : ”Ya, kami punya. Yaitu PMP/PPKn dan buku lainnya yang dikatakan di dalamnya : ”Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia”.
Apakah ini Tauhid atau Kekafiran ???
Lalu dinyatakan dalam butir II : ”Saling mencintai sesama manusia”.
Pancasila mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Hindu, Budha, Konghucu, para Demokrat, para Quburriyyun, para Thaghut dan orang-orang kafir lainnya. Sedangkan اللّه ta’ala mengatakan :
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada اللّه dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang اللّه dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka”.(Qs. Al Mujadilah : 22)
Kata Pancasila : “Harus saling mencintai meskipun dengan orang-orang non-muslim”. Namun kata اللّه , orang yang saling mencintai dengan mereka bukanlah orang Islam.
اللّه mengajarkan Tauhid,
Tapi Pancasila mengajarkan kekafiran

اللّه subhanahu wata’ala juga berfirman :
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian jadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman setia yang kalian menjalin kasih sayang dengan mereka”.(Qs. Al-Mumtahanah : 1)
Dia subhanahu wata’ala berfirman tentang siapa musuh kita itu :
sesungguhnya orang-orang kafir adalah musuh yang nyata bagi kalian”.(Qs. An-Nisa’ : 101)
Renungi ayat-ayat itu dan amati butir Pancasila di atas.
Yang satu ke timur dan yang satu lagi ke barat,
Sungguh sangat jauh antara timur dan barat

اللّه subhanahu wata’ala berfirman tentang ajaran Tauhid yang diserukan para Rasul :
serta tampak antara kami dengan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya
sampai kalian beriman kepada اللّه saja”.(Qs. Al-Mumtahanah : 4)
Tapi dalam Thaghut Pancasila : “Tidak ada permusuhan dan kebencian, tapi harus toleran dan tenggang rasa”.
Apakah ini Tauhid atau Syirik ???

Ya, Tauhid... tapi bukan Tauhidullah, namun Tauhid (Penyatuan) kaum musyrikin atau Tauhiduth Thawaaghit.
Rasulullah صلى الله عليه وسلمtelah mengabarkan bahwa :“Ikatan iman yang paling kokoh adalah cinta karena اللّه dan benci karena اللّه.
Namun kalau kamu iman kepada Pancasila, maka cintailah orang karena dasar ini dan bencilah dia karenanya. Kalau demikian berarti adalah orang beriman, tapi bukan kepada اللّه, namun beriman kepada Thaghut Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang Esa itu bukanlah اللّه dalam agama Pancasila ini, tapi itulah garuda Pancasila.
Enyahlah Tuhan yang seperti itu...
Dan enyahlah para pemujanya....

Dalam sila III butir I : “Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan”.
Inilah yang dinamakan dien (agama) Nasionalisme yang merupakan ajaran syirik. Dalam butir di atas, kepentingan Nasional harus lebih di dahulukan diatas kepentingan golongan (baca : agama). ApabilaTauhid atau ajaran Islam bertentangan dengan kepentingan syirik atau kufur negara, maka Tauhid harus mengalah. Sedangkan اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului اللّه dan Rasul-Nya”.
(Qs. Al-Hujurat : 1)
Oleh sebab itu, karena Nasionalisme adalah segalanya maka hukum-hukum yang dibuat dan diterapkan adalah yang disetujui oleh orang-orang kafir asli dan kafir murtad, karena hukum اللّه sangat-sangat menghancurkan tatanan Nasionalisme, ini kata Musyrikun Pancasila.

Sebenarnya kalau dijabarkan setiap butir dari Pancasila itu dan ditimbang dengan Tauhid, tentulah membutuhkan waktu dan lembaran yang banyak. Namun disini kita mengisyaratkan sebagiannya saja.
Kekafiran, kemusyrikan dan kezindikan Pancasila adalah banyak sekali. Sekiranya uraian di atas cukuplah sebagai hujjah bagi pembangkang dan sebagai cahaya bagi yang mengharapkan hidayah.
Setelah mengetahui kekafiran Pancasila ini, apakah mungkin orang muslim masih mau melagukan : “Garuda Pancasila, akulah pendukungmu...”.
Tidak ada yang melantunkannya kecuali orang kafir mulhid atau orang jahil yang sesat yang tidak tahu hakikat Pancasila.


Sedangkan di dalam UUD 1945 Bab II pasal 3 ayat (1) : ”MPR berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar”.
Sudah kita ketahui bahwa hak menentukan hukum / aturan / undang-undang adalah hak khusus اللّه subhanahu wata’ala. Dan bila itu dipalingkan kepada selain اللّه maka itu adalah syirik akbar. اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu bagi-Nya dalam menetapkan hukum”.
(Qs. Al-Kahfi : 26)
اللّه subhanahu wata’ala berfirman :
Hak hukum (putusan) hanyalah milik اللّه. (Qs. Yusuf : 40)
Tasyri’ (pembuatan hukum) adalah hak khusus اللّه subhanahu wata’ala, ini artinya MPR adalah arbab (Tuhan-Tuhan) selain اللّه, dan orang-orang yang duduk sebagai anggota MPR adalah orang-orang yang mengaku sebagai Rabb (Tuhan), sedangkan orang-orang yang memilihnya adalah orang-orang yang mengangkat ilah yang mereka ibadahi. Sehingga ucapan setiap anggota MPR : ”Saya adalah anggota MPR”, artinya adalah ”Saya adalah Tuhan selain اللّه.

UUD 1945 Bab VII pasal 20 ayat (1) : ”Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang”.
Padahal dalam Tauhid, yang memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang / hukum / aturan tak lain hanyalah اللّه subhanahu wata’ala.
Dalam pasal 21 ayat (1) : ”Anggota DPR berhak memajukan usul Rancangan Undang-Undang”.
UUD 1945 Bab III pasal 5 ayat (1) : ”Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat”.
Bahkan kekafiran itu tidak terbatas pada pelimpahan wewenang hukum kepada para Thaghut itu, tapi itu semua diikat dengan hukum yang lebih tinggi, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Rakyat lewat lembaga MPR-nya boleh berbuat tapi harus sesuai UUD 1945, sebagaimana dalam Bab I pasal 1 ayat (2) : ”Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Begitu juga Presiden, sebagaimana dalam Bab III pasal 4 ayuat (1) UUD 1945 : ”Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”.
Bukan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, tapi menurut Undang-Undang Dasar.
Apakah ini islam ataukah kekafiran ???

Bahkan bila ada perselisihan kewenangan antar lembaga pemerintahan, maka putusan final dikembalikan kepada Mahkamah Thaghut yang mereka namakan Mahkamah Konstitusi, sebagaimana dalam Bab IX pasal 24C ayat (1) : ”Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum”.

Padahal dalam ajaran Tauhid, semua harus dikembalikan kepada اللّه dan Rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya :
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada اللّه (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada اللّه dan hari kemudian".
(Qs. An Nisa' : 59)
Al imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : ”(firman اللّه) ini menunjukkan bahwa orang yang tidak merujuk hukum dalam kasus persengketaannya kepada Al-Kitab dan As-Sunnah serta tidak kembali kepada keduanya dalam hal itu, maka dia bukan orang yang beriman kepada اللّه dan hari akhir”. [Tafsir Al-Qur’an Al-’Adhim : II / 346].

Ini adalah tempat untuk mencari keadilan dalam Islam, tapi dalam ajaran Thaghut RI, keadilan ada pada hukum yang mereka buat sendiri.
Undang-Undang Dasar 1945 Thaghut memberikan jaminan kemerdekaan penduduk untuk meyakini ajaran apa saja, sehingga pintu-pintu kekafiran, kemusyrikan dan kemurtadan terbuka lebar dengan jaminan UUD. Orang murtad masuk ke agama lain adalah hak kemerdekaannya dan tidak ada sanksi hukum atasnya. Padahal dalam ajaran اللّه subhanahu wata’ala, orang murtad punya dua pilihan, kembali ke Islam atau dihukum mati, sebagaimana sabda Rasulullah :
Barangsiapa mengganti agamanya maka bunuhlah ia”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang meminta-minta ke kuburan, membuat sesajen, tumbal, mengkultuskan seseorang, dan perbuatan syirik lainnya, dia mendapat jaminan UUD, sebagaimana dalam Bab XI pasal 29 ayat (2) : ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu”.

Mengeluarkan pendapat, pikiran dan sikap meskipun kekafiran adalah hak yang dilindungi Negara dengan dalih HAM, sebagaimana dalam Bab XA pasal 28E ayat (2) : ”Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya”.
Budaya syirik dan berhalanya mendapat jaminan penghormatan dengan landasan hukum Thaghut, sebagaimana dalam Bab yang sama pasal 28 I ayat (3) : ”Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban”.

UUD 1945 juga menyamakan antara orang muslim dengan orang kafir, sebagaimana didalam Bab X pasal 27 ayat (1) : ”Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Padahal اللّه subhanahu wata’ala telah membedakan antara orang kafir dengan orang muslim dalam ayat-ayat yang sangat banyak.
اللّه Ta’ala berfirman :
Tidaklah sama penghuni neraka dengan penghuni surga”.(Qs. Al-Hasyr : 20)
اللّه subhanahu wata’ala berfirman seraya mengingkari kepada orang yang menyamakan antara dua kelompok dan membaurkan hukum-hukum mereka :
Maka apakah Kami menjadikan orang-orang islam (sama) seperti orang-orang kafir. Mengapa kamu (berbuat demikian), bagaimanakah kamu mengambil keputusan?”.(Qs. Al-Qalam : 35 - 36)
Dia subhanahu wata’ala berfirman :
Maka apakah orang yang mukmin (sama) seperti orang yang fasik? (tentu) tidaklah sama”.
(Qs. As-Sajadah : 18)
اللّه subanahu wata’ala menginginkan adanya garis pemisah yang syar’i antara para wali-Nya dengan musuh-musuh-Nya dalam hukum-hukum dunia dan akhirat. Namun orang-orang yang mengikuti syahwat dari kalangan budak Undang-Undang negeri ini ingin menyamakan antara mereka.
Siapakah yang lebih baik ???
Tentulah aturan اللّه Yang Maha Esa yang lebih baik

23 komentar:

  1. Pancasila bukan agama. Pancasila dan agama bukan substitusi, tetapi komplementari (bersifat melengkapi). Tulisan anda jelas bukan Islam yang Rahmatan Lil 'Alamin. Islam seharusnya membawa kedamaian, bukan mencari musuh kemana-mana. Setiap orang boleh mempunyai pemahaman masing-masing, tetapi berbuat kerusakan di muka bumi jelas bukan ajaran Islam. Tuhan kita Maha Perkasa. Allah tidak butuh kita, kitalah yang butuh Dia. Jangan berbuat kerusakan, belum tentu Allah akan meridhoinya. Allah tidaklah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Jangan berbuat kerusakan! Banyaklah belajar, berzikir, dan bertafakur, semoga Allah akan memberikan hidayahNya ke kita, agar kita bisa mengerti apa kehendakNya dengan segala ciptaanNya ini. Lillahi ta'ala.

  1. Adif says:

    Dari tulisan ini jelas sekali penulisnya adalah orang yang picik seperti katak dalam tempurung. Pancasila sesungguhnya tidak dimaksudkan sebagai pandangan hidup atau way of life. Adalah rezim Orde Baru yang bersalah dalam men-sakralkan Pancasila sedemikian rupa hingga menjadi seperti agama. Apa yang anda kutip berupa butir2 Pancasila adalah bentuk sakralisasi yang diilakukan Orba.Sakralisasi Pancasila ini sekarang sudah digugat bahkan oleh pendukung NKRI sendiri dan sejak Reformasi memang sudah ditinggalkan. Soal UUD dan UU naif sekali anda ini!!! Sudah barang tentu UUD dan UU itu tidak sama kedudukannya dengan syari'at. UUD dan UU tidak dimaksudkan sebagai suatu syari'at yang mengatur segala aspek kehidupan. Yang perlu kita perhatikan adalah apakah UUD atau UU itu sesuai atau tidak dengan syari'at. Kalau tidak sesuai ya harus dikoreksi atau ditolak tapi kalau sesuai ya gak ada masalah. Saya kira tidak ada umat Islam warga NKRI yang segila seperti yang anda kira menjadikan UUD 45 dan UU sebagai aturan yang setara dengan apalagi melebihi syari'at Islam. Itu hanya khayalan anda saja. Saran saya untuk anda bukalah mata dan pikiran anda. Jangan terkungkung dengan pikiran sempit yang hanya menebarkan kebencian dan permusuhan!!!

  1. Anonim says:

    DOWNLOAD FILM-FILM ISLAM SUBTITLE INDO


    http://inspiremovie.wordpress.com/

  1. Unknown says:

    Waduh..sampyan ngomong sesukanya sampyan...terus terang saya tidak suka.anda scr tdk langsung telah mengkafirkan kita" atau selebe mbah kholil..mbah Hasim..kh.syamsul arifin..kh.asy"ad..dan berjuta juta yg lain.
    Saya rasa cape juga ngomong sama situ.
    Terus knapa situ tidak habung ke arab saudi saja atau ke iran..atau jangan" hanya situ yg merasa benar tapi lainnya salah.
    Maka kalo situ sdh merasa benar sesuai pemahaman situ maka perang terbuka sdh dwajibkan bagi situ dan klompok situ.
    Kalo memang situ sdh yakin ..ngapain takut..??

  1. Unknown says:

    Waduh..sampyan ngomong sesukanya sampyan...terus terang saya tidak suka.anda scr tdk langsung telah mengkafirkan kita" atau selebe mbah kholil..mbah Hasim..kh.syamsul arifin..kh.asy"ad..dan berjuta juta yg lain.
    Saya rasa cape juga ngomong sama situ.
    Terus knapa situ tidak habung ke arab saudi saja atau ke iran..atau jangan" hanya situ yg merasa benar tapi lainnya salah.
    Maka kalo situ sdh merasa benar sesuai pemahaman situ maka perang terbuka sdh dwajibkan bagi situ dan klompok situ.
    Kalo memang situ sdh yakin ..ngapain takut..??

  1. Unknown says:

    Hanya orang orang yang punya penyakit hati pasti tidak setuju dengan artikel diatas... Bagi kalian yg tdk mau kembali kepada aturan dan hukum Tuhan Alloh Azzawajalla dan RasulNya Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sebaiknya minggat dan cari bumi lain yang menjadikan pancasila dan uud sebagai pegangan hidupnya... Pancasila dan uud adalah buatan manusia biadab...Pancasila dan uud adalah hukum rimba... Siapa yang berkuasa dalam jabatan dan keuangan maka dialah yang menang...Begitulah hukum rimba, siapa yang kuat maka dialah yang akan menguasai hutan...lalu apa perbedaannya dgn manusia, yg menggunakan hukum rimba ini dengan binatang di dalam hutan...???

  1. Unknown says:

    Hanya orang orang yang punya penyakit hati pasti tidak setuju dengan artikel diatas... Bagi kalian yg tdk mau kembali kepada aturan dan hukum Tuhan Alloh Azzawajalla dan RasulNya Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sebaiknya minggat dan cari bumi lain yang menjadikan pancasila dan uud sebagai pegangan hidupnya... Pancasila dan uud adalah buatan manusia biadab...Pancasila dan uud adalah hukum rimba... Siapa yang berkuasa dalam jabatan dan keuangan maka dialah yang menang...Begitulah hukum rimba, siapa yang kuat maka dialah yang akan menguasai hutan...lalu apa perbedaannya dgn manusia, yg menggunakan hukum rimba ini dengan binatang di dalam hutan...???

  1. Unknown says:

    Mereka yg tdk setuju dgn artikel di atas bukti mereka bukan muslim..!

  1. Unknown says:

    Pancasila itu telah menyesatkan manusia ini firman allah QS.al-maidah:44 Barang siapa yg tidak memutuskan dgn apa yg diturunkan Allah,maka mereka itulah orang2 kafir.Dan dalam surat QS.ANANHL:36 Dan sungguh telah kami utus kepada setiap umat itu seorang rasul utk menyeru SEMBAHLAH ALLAH dan jauhilah THOGHUT(yg berhukum selain berhukum Allah) itu.Andai perang BADAR ada di zaman sekarang mungkin NABI MUHAMMAD itu TERORIS Karna memerangi orang kafir. Ini udh masuk akhir zaman dimana yg batil jadi hak dan hak yg jadi batil.Dan banyak ULAMA SU yaitu ulama yg cinta dunia.Di hadits muslim dan Bukhori pun akan ada di akhir zaman umatku yg cinta dunia dan takut mati.Hai orang muslim hati2 lah dalam mencerna berita.Bisa saja itu bersumber dari orang kafir atau orang muslim yg mencari berita utk perutnya tanpa memberitakan dengan kebenaran yg ada.Ada SEBAGIAN dari umatku yg berperang membela Dien Allah.Jihad dalam Al Qur'an dan hadits adalah fardhu'ain.Apabila ada ulama yg bilang udh ga zaman jihad berarti itu adalah ulama Su' atau wanita bersorban.WAHAI makhluk ciptaan Allah yg tidak setetes pun darah kalian tumpah demi Dien Allah.JANGANLAH kalian mencela para hamba Allah yg sedang menegakan Dien Allah.tak sepantasnya kalian mencela Kalian hanyalah PENONTON bukan PEMAIN.Semoga Allah memberi hidayah nya utk Klian.Dan INGAT ISLAM BISA SAMPAI INDONESIA ITU KARNA DAKWAH DAN PERANG BUKAN CUMA DAKWAH.dan di akhir zaman nanti imam Mahdi akan perangi orang2 kafir dan murtad.Apakah kalian Islam itu anti perang dan imam Mahdi itu teroris.kalian makhluk sempurna tak patut kalian berargunment tanpa menela'ah(cari tau sebabnya)

  1. Unknown says:

    Saya hanya coba mencari tau apa yg diberitakan dan saya bertanya2 ke org yg lebih paham. Dan itulah gambaran yg saya curahkan disini. Yg salah dari saya pribadi dan yg benar ialah Allah .

  1. Unknown says:

    Nampaknya anda bukan muslim? Apakah anda pernah baca Al-Qur'an? Atau anda menafsirkan Al Qur’an dengan selera Anda? Maaf yaa...

  1. Unknown says:

    Satujuuu!! Hanya orang2 yg tidak mau membaca Al-Qur’an atau tidak mau memahami Al Qur’an, atau tidak paham al Qur’an, atau orang yg sudah tersihir oleh pola pikir barat

  1. Unknown says:

    Ktp nya sih muslim, tapi kalo denger ayat2 Al Qur’an, kupingnya langsung panaaasss dan mengeluarkan asap

  1. Unknown says:

    jujur saja,, kita telah di-cekoki dan dikelabui oleh para pendahulu kita,, dari mulai pendidikan saat masih TK sampai perguruan tinggi, pendidikan yg kita terima 90 % pendidikan sekuler. Maka terbentuklah cara berpikir yang sekuler pula. Maka atas nama persatuan, kebinekaan, toleransi dll kita rela menukar Ridlo Allah dengan itu semua. Memang betul, Allah tidak perlu ditolong, Allah qiyamuhu binafsihi, tetapi INGAT,, !! kewajiban kita sbagai khalifah adalah menegakkan syariat Allah. senada qs. al maidah ayat 68, hai para ahli kitab, kalian tidak dianggap sesuatu pun (di anggap debu pun tidak) sampai tegaknya syariat yg ada dlm taurat, injil dan di dalam kitab yg telah di turunkan Robb-mu,, Allah mem-vonis kita tidak di anggap apa2,, apalagi beragama, apabila tidak tegak syariat, hukum Allah.

    wamallamyahkum bimaa anzalallah faulaika humul kaafiruun, faulaika humudzolimuun,, faulaika humul faasikuun,, 3 kali Allah memvonis org yg tak berhukum kpd Allah dalam rentetan ayat yg saling berdekatan, almaidah 44, 45 dan 47,, masih kurang kah warning dari Rabb-mu wahai manusia ????

  1. nafimedia says:

    gemblung kau semua...

  1. Unknown says:

    Mereka tidak setuju dengan artikel diatas mereka adalah budak dajjal sataniyah dajjal thagut pancasila

  1. Allohu Akbar, jaza kallohu khoiro akhy artikelnya, semoga banyak yang tersadar dengan tipuan-tipuan wali-wali syetan yang sekarang ini banyak dianggap pahlawan di negeri ini padahal hakikatnya merekalah para pengkhianat, dan banyak sekali pejuang-pejuang yang ingin memurnikan dinul islam malah dianggap penjahat, teroris, khawarij, dan lain sebagainya. Mudah2n Alloh berikan hidayah kepada kita semua dan juga seluruh orang di nusantara agar dapat berada di jalan Alloh serta menjadi pejuangnya,,

  1. subahanallah, indonesia adalah NKRI yang menjunjung nasionalisme dan dari dulu gotong royong saling berdampingan yang memiliki suku adat yang berbeda, kekayaan yang menjunjung keramah tamahan masyarakatnya yang ideolisme sejak dini sudah dibekali, tidak untuk membedakan agama lain, saya islam tapi tak berfikir seperti anda, maaf mungkin memang benar yg anda sampaikan, tapi negara kita sudah sejak dulu saling berdampingan, jika anda ingin memenuhi syariat islam datanglah ke negara bagaian arab dan berpindah negara jangan di indonesia, jangan pecah belahkan yg sudah saling berdampingan.

  1. Pas jaman kemerdekaan dulu, itu orang muslim dan nonmuslim bersatu untuk memerdekakan negeri ini, ada beragam perbedaan dari segi kepercayaan, budaya dan adat istiadat, dengan adanya Pancasila ini, semua perbedaan dari segi apapun dapat disatukan,, jadi jangan pernah bilang Pancasila syirik atau Thogut dan lain lain,, dalam perumusan Pancasila juga melibatkan para pemuka agama, jadi kalau memang Pancasila bertentangan dengan agama sudah pasti dari dulu Pancasila ga akan pernah dipakai sebagai dasar negara...

  1. Unknown says:

    Saya yakin ini benar karna segala sesuatu milik Allah kita di ciptakan bukan utk hal sia sia tpi utk menegakan hukum Allah ... Insyaallah Allah meridhoi jalan kita di jauhkan dri kefasikan sekira rngkau sama kan dgn arab secara dri sejarah saja org Yahudi skrg mengusai arab ulama byk yg di bunuh dn di penjara stlah hancur nya khilafah apakah kita mau hidup trus sperti ini ingat Allah gk akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itulah yg mengubahnya ... semangat trus jauhkan sifat kefasikan bukan krna merasa benar tpi buka lah hati dan pikiran .